Minggu, 10 Juni 2018

Pembuatan & Pelaksanaan Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja di Perusahaan

Hasil gambar untuk Pembuatan & Pelaksanaan Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja di Perusahaan

sepatu safety murah - Isu yang terjadi dalam dunia kerja sangat bermacam mulai dari type gosip yang perlu dihadapi, bermacam hal yang perlu ditangani, bermacam juga sebagian ketentuan yang mengikatnya. Apapun memiliki bentuk, dunia kerja telah harusnya memberi jaminan keamanan dan keselamatan untuk pekerjanya. Meskipun demikian, resiko di lapangan terkadang dapat terjadi diluar perkiraan. Maka tidaklah heran bila lalu banyak perusahaan yang membekali karyawanannya dengan budaya keamanan dan keselamatan kerja (K3).

Data dari BPJS Ketenagakerjaan tunjukkan kalau angka kecelakaan kerja setiap tahun di Indonesia masih tetap termasuk tinggi. Pada 2016 saja, jumlah laporannya masih tetap diatas 100. 000 masalah. Kerugian yang terkena sudah pasti tidak cuma materiil, namun juga moril. Korbannya ada yang luka enteng, cacat, sampai wafat.

Deskripsi itu tunjukkan kalau dalam manajemen perusahaan, salah satu segi utama yang perlu di ciptakan yaitu iklim kerja yang mensupport. Mensupport dalam pengertian mengakomodasi dengan fasilitas, keselamatan kerja, keadaan kerja, pun komunikasi timbal balik pada atasan dan bawahan.

Keadaan ataupun keselamatan kerja adalah prasyarat mutlak terwujudnya iklim kerja yang mensupport untuk semua pihak. Hal semacam ini juga sesuai sama amanat dari pasal 86 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi, “Setiap pekerja atau buruh memiliki hak untuk peroleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai sama harkat dan martabat dan nilai-nilai agama. ”

Pembuatan Standard Operasional Prosedur (SOP) K3
Standard Operasional Prosedur (SOP) adalah set instruksi yang di buat untuk menolong karyawan melakukan suati aksi atau sistem kerja. Maksud pembuatan SOP ini untuk efisiensi, keseragaman kwalitas otput dan kemampuan, sekaligus hindari miskomunikasi dan kegagalan. Pembentukan SOP mengenai K3 sangat diperlukan oleh perusahaan agar ada standard dalam sistem kerja untuk terjaminnya keselamatan dan kurangi kemungkinan kecelakaan.

Pembuatan SOP K3 dapat ikuti referensi pada Standard System Manajemen seperti OHSAS, dan SMK3. SMK3 yaitu system manajemen K3 yang dipakai di Indonesia, sesaat didunia internsional standard yang dipakai yaitu OHSAS 18001.

Dalam standard system manajemen SMK3 atau OHSAS telah tertulis bagaimana prosedur K3 yang perlu diaplikasikan. Namun penting untuk tetaplah memerhatikan kesibukan setiap divisi yang berada di perusahaan, karena belum juga pasti sesuai sama standard system manajemen yang ada.

Langkah aplikasi budaya K3
SOP yang telah disusun perlu di sosialisasikan dan dibudayakan dalam setiap sistem kerja. Budaya K3 dapat diformulasikan dalam empat langkah, yakni :

  • Pertama : reaktif atau insting natural. Di step ini, K3 baru terwujud setelah terjadi insiden kecelakaan, automatis tujuan zero accident akan tidak mungkin terwujud. 
  • Ke-2 : dependen. Dalam pengerjaannya, step K3 ini memerlukan pengawasan khusus ; tujuan zero accident susah diwujudkan. 
  • Ke-3 : berdiri sendiri. Terdapat kesadaran diri atas pentingnya K3, efeknya beberapa pekerja juga akan waspada karena demikian memerhatikan keselamatan sendiri. Disini, tercapainya zero accident ada peluang untuk sukses.  
  • Ke-4 : interdependen. Disini pentingnya K3 bukan sekedar diakui buat sendiri, tetapi beberapa pekerja telah sama-sama mengingatkan jika ada yang lupa dsb. Terwujudnya zero accident di step ini sangat terbuka lebar. 

Cara Aplikasi Budaya K3 dalam Perusahaan
Manajemen harus aktif memonitoring dan mengevaluasi aplikasi SOP K3 yang telah disusun, sebab aplikasi K3 sendiri membawa kontibusi praktis pada efektifitas sistem bisnis perusahaan. Beberapa tips yang dapat diaplikasikan dalam aplikasi budaya K3 di perusahaan :

1. Pembuatan kebijakan tertulis ;

Kebijakan tertulis ini berbentuk aplikasi kebijakan K3 berbentuk pengaturan panduan proses program untuk menghindar kecelakaan kerja di lapangan, baik berbentuk kursus, check kesehatan, ataupun pelaporan ; dan ada pengukuran kemampuan pada proses program-program K3 dari manajemen

2. Komunikasikan pada karyawan

Visi misi yang meliputi K3 harus dikomunikasikan ke semua karyawan, bahkan juga ke partner kerja. Ketentuan dan SOP harus disosialisasikan dan di pastikan semua karyawan memahami benar apa sebagai tanggung jawab, keharusan, dan haknya dalam keselamatan kerja.

3. Pelaporan Inseden dan kecelakaan

Tekankan pada karyawan kalau pelaporan insiden kerja atau keceleakaan sangat penting dilakukan, bahkan juga yang belum juga terjadi atau nyaris celaka (near miss). Hal semacam ini jadi bahan untuk antisipasi ada insiden nantinya.

4. Siapkan wadah komunikasi untuk pelaporan insiden kecelakaan

Bila perusahaan kamu yaitu perusahaan besar dengan beberapa ratus karyawan, pasti diperlukan sebuah wadah untuk menyimpan yang dirasakan dan pelaporan insiden K3 yang terjadi di perusahaan. Pemakaian tehnologi mobile saat ini dapat diaplikasikan untuk mewadahi pelaporan semua insiden kecelakaan di perusahaan, dengan aplikasi Cared dari Gamatechno. Aplikasi ini adalah system info yang diperkembang khusus manfaat memudahkan pemantauan keselamatan umum sampai mengidentifikasi lokasi bencana berdasar pada data geospasial yang di kirim oleh pemakainya melalui piranti mobile. System cared sangat mungkin yang memiliki system dalam hal semacam ini perusahaan untuk memastikan kiat mitigasi ataupun tindakan tanggap darurat.

Piranti mobile yang dibuka sehari-hari oleh karyawan dapat digunakan jadi alat untuk pelaporan insiden ataupun kecelakaan yang terjadi. Tim manajemen juga dimudahkan dalam mengevaluasi laporan-laporan yang masuk melalui dashboard yang disiapkan, hingga dapat percepat sistem pengambilan ketentuan berkaitan keamanan dan keselamatan kerja karyawan.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.