Selasa, 17 Agustus 2021

10 Bertanya Jawab Mengenai Alat Perlindungan Diri (APD) Yang Penting Anda Kenali


Alat perlindungan diri (APD) dipakai sebagai ‘upaya terakhir' dalam membuat perlindungan karyawan jika eksperimen tehnologi (engineering kontrol) dan kontrol administratif (administrative kontrol) tidak terwujud secara baik.


Tiap pebisnis atau pemilik perusahaan bertanggungjawab atas pengadaan dan pemakaian APD pada tempat kerja. APD ialah satu alat yang berguna membuat perlindungan karyawan dari kekuatan bahaya keselamatan dan kesehatan pada tempat kerja. Bisa di cek daerah kamu, jual sepatu safety terdekat.


Dalam hierarki pengaturan resiko, APD dipakai sebagai ‘upaya terakhir' jika eksperimen tehnologi dan kontrol administratif tidak terwujud secara baik. Perlu dimengerti, pemakaian APD bukan alternatif dari ke-2 usaha itu, tapi sebagai usaha paling akhir.


Hierarki pengaturan resiko, salah satunya:


Eliminasi

Substitusi

Eksperimen tehnologi

Kontrol administratif

Alat Perlindungan Diri (APD)

Tetapi, pada kondisi tertentu, pemakaian APD sebagai salah satu usaha yang lumrah untuk menahan atau kurangi peluang paparan sumber bahaya tertentu pada karyawan.


10 Bertanya Jawab Mengenai Alat Perlindungan Diri (APD)


1. Kenapa pemakaian APD demikian penting?


Dikutip situs hse.gov.uk, usaha yang seharusnya dilaksanakan perusahaan untuk membuat lingkungan kerja yang aman, yaitu meliputi penerapan perintah, proses, training dan pemantauan untuk menggerakkan seluruh orang bekerja dengan aman dan bertanggungjawab.


Dalam masalah ini, APD jadi sisi penting untuk membuat lingkungan kerja yang aman. APD bermanfaat untuk kurangi resiko cidera atau penyakit karena kerja (PAK) untuk karyawan yang disebabkan karena bahaya yang ada pada tempat kerja.


Bahkan juga saat eksperimen tehnologi dan mekanisme kerja aman yang lain telah dikerjakan, beberapa bahaya masih diketemukan di tempat kerja. Bahaya ini mencakup bahaya yang menyebabkan cidera pada kepala dan kaki, mata, paru-paru, badan dan kulit. Disini APD pada akhirannya penting dipakai sebagai usaha paling akhir untuk meminimalisir resiko cidera, sesudah management melakukan pengaturan resiko yang lain.


2. Kapan saat yang pas memakai APD?

Karyawan harus memakai APD sama sesuai proses yang diaplikasikan di perusahaan mereka masing-masing, yang mayoritas ikuti ketentuan pemerintahan di tempat.


Dalam masalah ini, baik pebisnis, supervisor, atau karyawan harus pahami jika APD dipakai sebagai 'upaya paling akhir. Pengaturan resiko yang lain, seperti eliminasi, substitusi, eksperimen tehnologi dan kontrol administratif harus dikerjakan lebih dulu.


Jika perlakuan itu tidak terwujud secara baik atau mungkin kurang optimal, baru APD dipakai membuat perlindungan karyawan dari resiko keselamatan dan kesehatan kerja. Ada banyak argumen kenapa APD dipandang seperti usaha paling akhir dalam pengaturan resiko:


APD cuman membuat perlindungan pemakainya, sedang pengaturan resiko lainnya bisa membuat perlindungan seluruh orang pada tempat kerja

Berdasar teori dan praktik, tingkat pelindungan maksimal pemakaian APD susah dipandang dan diraih. Pelindungan efisien cuman bisa diraih dengan pilih APD yang sama sesuai dan dipakai secara benar, dipiara dan ditukar dengan teratur sama sesuai peraturan yang berjalan.

APD bisa batasi mobilisasi, jarak pandang atau perlengkapan tambahan yang dibawa pemakainya, yang mempunyai potensi dapat membuat bahaya yang lain.


3. Siapakah yang bertanggungjawab sediakan APD pada tempat kerja?

Baik Occupational Safety and Health Administration (OSHA) atau ketentuan pemerintahan Indonesia mengenai K3, mengharuskan tiap pebisnis/ pemilik perusahaan untuk menyiapkan APD secara gratis untuk karyawan.


PERMENAKERTRANS NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 mengenai Alat Perlindungan Diri (APD), Pasal 2:


(1) Pebisnis harus sediakan APD untuk karyawan/pekerja pada tempat kerja.


(2) APD seperti diartikan pada ayat (1) harus sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI) atau standard yang berjalan.


(3) APD seperti diartikan pada ayat (1) harus diberi oleh pebisnis secara gratis.


Pebisnis bertanggungjawab untuk:


Lakukan penilaian bahaya (hazard assessment) pada tempat kerja

Mengenali dan mengontrol bahaya fisik dan kesehatan

Mengenali dan sediakan APD yang sama sesuai untuk karyawan

Latih karyawan dalam pemakaian dan perawatan APD

Jaga APD, terhitung dalam pembaruan dan pergantian APD yang hancur, aus dan lewat waktu

Membahas, mengupdate dan menilai efektifitas program APD secara periodik.



4. Apa tanggung-jawab karyawan berkaitan pemakaian APD?

Tanggung-jawab karyawan berkaitan pemakaian APD, diantaranya:


Menggunakan APD secara benar

Ikuti training mengenai APD

Menjaga, bersihkan dan jaga APD

Memberitahukan atasan mengenai kepentingan pembaruan atau pergantian APD.



5. Apa beberapa jenis APD?

APD harus sesuai kekuatan bahaya yang ada di tempat kerja dan standard yang diputuskan. Terbagi dalam:


a. Perlindungan kepala

Peranan: membuat perlindungan kepala dari bentrokan, terantuk, keruntuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras, paparan radiasi panas, api, recikan bahan kimia, dan temperatur berlebihan.


Tipe: helm keselamatan (safety helmet/ hard hat), topi atau tudung kepala, penutup/ pengaman rambut, dan lain-lain.


b. Perlindungan mata dan muka

Peranan: membuat perlindungan mata dan muka dari paparan bahan kimia beresiko, sejumlah partikel yang melayang-layang pada udara, recikan beberapa benda kecil, panas atau uap panas, radiasi, bentrokan atau pukulan benda keras atau benda tajam.


Tipe: kacamata keselamatan (spectacles), safety goggles, tameng muka (face shield), dan kombinasi masker, tameng muka dan kacamata pengaman (full face masker).


c. Perlindungan telinga

Peranan: membuat perlindungan telinga dari paparan keributan atau penekanan.


Tipe: sumbat telinga (earplug) dan penutup telinga (earmuff).


d. Perlindungan pernafasan

Peranan: membuat perlindungan organ pernafasan dengan salurkan udara sehat dan bersih dan/ atau memfilter paparan bahan kimia, partikel berbentuk debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume dan lain-lain.


Tipe: masker, respirator (particulate respirator dan chemical cartridge/ gas mask respirator), Powered Air-Purifying Respirator (PAPR), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) dan Self-Contained Underwater Breathing Apparatus (SCUBA).


e. Perlindungan tangan

Peranan: membuat perlindungan tangan dan jari-jari tangan dari paparan api, temperatur berlebihan, radiasi, arus listrik, bahan kimia, bentrokan, pukulan dan tergesek dan terkena virus/ bakteri.


Tipe: sarung tangan yang dibuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain/ kain berlapis, karet dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.


f. Perlindungan kaki

Peranan: membuat perlindungan kaki dari bentrokan atau terkena beberapa benda berat, tertusuk benda tajam, terserang cairan beresiko, uap panas, paparan temperatur berlebihan, terpeleset dan terserang bahan kimia beresiko.


Tipe: sepatu keselamatan untuk beragam tipe tugas seperti industri, konstruksi bangunan, dan tugas yang memiliki kandungan kekuatan bahaya.


g. Baju perlindungan

Peranan: membuat perlindungan tubuh beberapa atau semua sisi tubuh dari bahaya temperatur berlebihan, paparan api dan benda panas, recikan bahan kimia, cairan dan uap panas, bentrokan dengan perlengkapan kerja, radiasi dan paparan virus, bakteri dan jamur.


Tipe: rompi (vest), celemek (apron/ coverall), jaket dan baju perlindungan yang tutupi beberapa atau semua tubuh.


h. Alat perlindungan jatuh perseorangan

Peranan: membuat perlindungan karyawan dari kekuatan jatuh saat bekerja pada ketinggian dan menahan karyawan jatuh supaya tidak mengenai lantai dasar.


Tipe: sabuk pengaman (harness), carabiner, lanyard, tali pengaman (safety rope), alat pencapit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain


i. Pelampung

Peranan: membuat perlindungan pemakai yang bekerja di atas air atau di atas air supaya terbebas dari bahaya terbenam.


Tipe: jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan (life vest), rompi pengontrol keterapungan (bouyancy kontrol piranti).


6. Bagaimanakah cara pilih APD yang betul?

Langkah pilih APD yang betul, salah satunya:


Lakukan penilaian bahaya (hazard assessment)

Mengenali bahaya

Pilih tipe APD yang sesuai bahaya yang sudah dideteksi

Design dan konstruksi APD harus aman

Yakinkan APD dipiara secara baik dan perannya masih maksimal

Yakinkan APD cocok dan nyaman dipakai oleh karyawan

Yakinkan type APD cocok bila digunakan bertepatan dengan APD lain

Harus penuhi standard yang diputuskan, misalkan Standard Nasional Indonesia (SNI) atau American National Standar Institute (ANSI).


7. Berapa penting training APD untuk karyawan?

Baik pebisnis atau supervisor harus melakukan management APD pada tempat kerja, satu diantaranya training untuk karyawan. Karyawan harus dilatih untuk pahami minimal beberapa hal ini:


Apakah itu APD

Kapan pemakaian APD dibutuhkan

Bagaimanakah cara penyeleksian dan pemakaian APD secara benar

Periode lewat waktu atau batasan pemakaian APD

Pengecekan, perawatan dan pergantian APD.

Frekwensi training yang diberi dapat bermacam bergantung tingkat resiko dan komplikasi perlengkapan yang dipakai pada tempat kerja. Misalkan, pemakaian respirator membutuhkan training mendalam dengan training teratur dibanding training pemakaian sarung tangan yang kemungkinan memiliki sifat demo saja.


Frekwensi training APD dengan teratur dilaksanakan untuk keadaan kerja beresiko tinggi, karakter perlengkapan kerja yang kompleks, berapa kerap pemakaiannya dan keperluan karyawan memakai APD.


8. Apa pengecekan dan perawatan APD harus dilaksanakan dengan teratur?

APD harus dicheck dan dirawat dengan teratur oleh karyawan yang kapabel sama sesuai proses yang telah ditetapkan perusahaan. Sama sesuai peraturan OSHA, perawatan APD bisa dilaksanakan oleh karyawan yang pahami langkah perawatan dan pembersihan APD secara benar.


Pengecekan, perawatan dan pembaruan APD yang dipakai untuk keadaan tugas beresiko tinggi (misalkan APD yang dipakai oleh petugas pemadam kebakaran) harus dilaksanakan oleh karyawan terbiasa atau produsen APD itu (atau ke-2 nya).


Dalam menjaga APD, yakinkan:

APD dirawat secara baik dan diletakkan secara benar saat tidak dipakai. Taruh APD pada tempat penyimpanan khusus, seperti almari atau box yang bersih dan tingkat kelembapan yang akurat.

Turuti panduan produsen untuk perawatan dan pergantian APD

Pembaruan APD cuman bisa dilaksanakan oleh specialist atau orang yang pakar

Elemen APD yang hancur atau aus harus ditukar dengan elemen dengan merk dan type dari produsen yang serupa

Pimpinan keselamatan harus tentukan siapakah yang bertanggungjawab untuk perawatan dan bagaimana melakukan

Karyawan harus memakai APD secara benar dan memberikan laporan ke atasan jika APD lenyap, hancur, lewat waktu dan lain-lain.


9. APD yang saya (karyawan) pakai telah hancur atau mungkin tidak penuhi syarat, apa yang perlu saya kerjakan?

Bila APD atau elemen APD yang dipakai alami kerusakan, aus, telah lewat waktu, tidak nyaman dipakai atau mungkin tidak penuhi syarat, selekasnya beritahu atasan Anda, buat mendapati jalan keluar pelindungan lain atau mode APD yang lain. Anda harus juga konsultasi permasalahan ketakmampuan memakai APD dengan atasan Anda.


PERMENAKERTRANS PER.08/MEN/VII/2010, Pasal 6 ayat (2):


Karyawan/pekerja memiliki hak mengatakan berkeberatan untuk lakukan tugas jika APD yang disiapkan tidak penuhi ketetapan dan syarat.


10. Apa peraturan di Indonesia yang mengulas mengenai APD?

Ketentuan di Indonesia yang mengulas berkenaan APD diantaranya:


UU No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja

PERMENAKERTRANS NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 mengenai Alat Perlindungan Diri (APD)

SNI 19-1958-1990 mengenai Dasar Alat Perlindungan Diri

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.